Kang Win, Pejuang Keluarga Dengan Keterbatasan

Kang Win, Pejuang Keluarga Dengan Keterbatasan
28-Oct-2023 | sorotnuswantoro Purbalingga

Winarto, penyandang tuna netra asal Cilacap ini berjibaku untuk mempertahankan hidup dan menafkahi keluarga ditengah keterbatasan dirinya, warga Desa Padamara RT 004 RW 002, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga ini mempunyai kepribadian yang supel dan mudah bergaul, Beliau merupakan tulang punggung keluarga yang menghidupi kedua anak dan juga istrinya, karena kondisi sang istri juga sama dengan dirinya yaitu penyandang tuna netra dengan daya penglihatan yang remang-remang. Di tengah kondisi seperti itu, kang win, sapaan akrab dari Winarto memutuskan menjual jasa menjadi tukang pijat keliling dan panggilan.

"Dalam sehari biasanya ada sekitar 1-2 orang yang melakukan pijat dengan bayaran Rp 30-50 ribu tetapi terkadang juga kosong, seperti malam ini, sepi," kata Winarto saat bertemu di Perumahan Abdi Negara Purbalingga, Senin (27/10/2023).

Beliau dari pagi hingga sore menunggu pelanggan atau menunggu panggilan dari rumahnya dan selepas ashar hingga tengah malam baru berkeliling menawarkan jasanya dengan berjalan kaki ditemani tongkat besi kesayangannya.

Eyang satu cucu ini menjelaskan, keahlian memijat didapat setelah mengikuti pelatihan saat dirinya bersekolah di Purworejo.

Sebelum menjadi tukang pijat, Beliau sempat berjualan sapu keliling, namun penghasilannya di rasa kurang mencukupi kebutuhan keluarga dan akhirnya memutuskan untuk memaksimalkan keahliannya dalam memijat hingga berlangsung sampai saat ini.

Kini langganannya tidak hanya dari desanya, semenjak membawa telepon seluler, pelanggan bisa menghubungi lewat nomor HP/WA di 087837952407 untuk menggunakan jasanya.

"Alhamdulillah, setelah menerima bantuan dari Pemerintah beberapa bulan yang lalu yaitu berupa telepon seluler ini, saya merasa sangat terbantu", ucapnya sumringah.

Sesekali ada juga yang menjemputnya langsung untuk diajak ke rumah pelanggan.

Jasa pijat keliling tuna netra yang dijalani dari tahun 1998 ini sempat mengalami mati suri, terutama saat pandemi COVID-19, karena tidak ada yang memakai jasanya sama sekali sehingga sembari keliling Beliau mengais barang bekas di tempat sampah untuk di jual ke pengepul rongsok, untung masih ada orang-orang baik yang membantunya dengan memberikan barang bekas yang sudah tidak terpakai dan bahkan sampai pemberiannya berupa sembako.

Menurut cerita dari ayahnya, Winarto kecil sebenarnya lahir dengan keadaan normal. Namun, saat menginjak usia 8 tahun Beliau terkena semacam penyakit cacingan yang sudah menjalar ke matanya sehingga membuatnya mengalami kebutaan.

"Dulu sempat dioperasi di salah satu rumah sakit di Purwokerto akan tetapi hanya seminggu bisa melihat dengan normal kembali, disaat harus operasi lagi pihak keluarga terkendala biaya sehingga saya mengalami kondisi separti ini," tutup Winarto sambil menggela nafas panjang.

Tags